Minggu, 20 Maret 2016

Sejarah Perkembangan Media



TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA dan
PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR

“SEJARAH PERKEMBANGAN MEDIA”
(Dosen : Dr. Robinson Situmorang, M.Pd.)



 







DISUSUN OLEH :
HIDAYATUL FITRIYAH
NIM : 7772150012


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN (TPm/A)
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2016







KATA  PENGANTAR


Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang membahas tentang Sejarah Perkembangan Media . Shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada junjungan kita semua, yakni Nabi Muhamad SAW,  kepada keluarga, kepada sahabat, tabi’in dan tabi’at serta semua umatnya hingga akhir zaman.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Media dan Pengelolaan Sumber Belajar. Selain itu kami berharap semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran bagi kita semua.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca sebagai pedoman dalam penyusunan makalah dimasa yang akan datang. Akhir kata,  kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Serang,   Maret 2016
   
   Penyusun




DAFTAR ISI


Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB   I    PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
B.      Permasalahan 
C.      Manfaat Penulisan Makalah
BAB  II    PEMBAHASAN
A.      Pengertian Media
B.       Perkembangan Media dari Masa ke Masa
C.       Perkembangan Media menurut Para Ahli 
BAB  IV   PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA 




BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Namun karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Jadi, dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar abad ke-20, alat visual untuk mengkongkritkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal dengan audio visual atau audio visual aids (AVA).
Bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mengkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience). Kerucut pengalaman ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati, dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyak pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa .

B.        Permasalahan
Dari uraian latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan antara lain :
a.     Bagaimana pengertian media menurut para ahli ?
b.     Bagaimana perkembangan sejarah media dari awal sampai sekarang ?

C.        Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :
a.     Pembaca mendapatkan gambaran tentang pengertian media
b.     Pendidik atau pembaca mendapatkan gambaran sejarah perkembangan media dari awal sampai sekarang secara jelas


BAB II
PEMBAHASAN


A.        Pengertian Media
Secara etimologis, kata media berasal dari bahasa Latin medius dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Sedangkan madoe, yang artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Sedangkan secara terminologi, menurut para ahli        diantaranya :
a.     Menurut Berlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
b.     Menurut Heinich, dkk (1985), media pembelajaran adalah media-media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran.
c.      Martin dan Briggs (1986) mengatakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si-belajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.
d.     Menurut Hamalik (1994), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
e.     Menurut Smaldino, dkk (2011), kata media berasal dari bahasa latin medium (antara), istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Enam kategori dasar media adalah teks, audio, visual, video, perekayasaa (manipulative) benda-benda, dan orang-orang
Jadi, media pembelajaran adalah semua sumber yang dapat digunakan dalam menyampaikan pesan, merangsang pikiran, minat, perhatian dan perasaan anak didik sehingga pendidik dapat mendorong anak didik agar dapat belajar, sehingga tujuan pembelajaran (perubahan perilaku atau kompetensi ) dapat tercapai.

B.        Perkembangan Media dari Masa ke Masa
Pada zaman Romawi kuno sekitar 60 SM muncul media untuk pernyataan umum yang dikenal dengan nama Acta Senatus atau Acta Diurna Populi Romawi. Acta Diurna ini terbit setiap hari yang isinya memuat pengumuman dari Kaisar Roma dan berita – berita kegiatan kekaisaran lainnya yang ditempel atau di pasang di pusat kota yang disebut Forum Romanum. Dikenal juga orang yang menjual jasa untuk mencatat isi beritanya disebut dengan Actuari. Semakin lama jumlah Actuari semakin banyak sehingga berita dibacakan setiap pagi selama dua jam oleh pegawai istana. Perkembangan selanjutnya ditulis dan ditempel di Forum Romanum. Acta Diurna diterbitkan oleh Julius Caesar pada tahun 59 SM dan bertahan 4 abad sampai runtuhnya kekaisaran Roma pada tahun 476 M. Di zaman kekaisaran Augustus cara penyampaian berita banyak diperbaiki, yaitu dengan cara beranting. Para pakar menyebut masa sebelum Acta Diurna sebagai Masa Prajunalis dan masa setelah Acta Diurna sebagai Masa Jurnalis.


1.     Surat Kabar Tercetak Pertama
Ts’ai Lun pegawai istana Kaisar Ho Ti membuat kertas pertama dari kulit murbei, sebelum itu orang menulis di atas papyrus dan kulit kambing atau lembu. Teknik pembuatan kertas baru dikenal orang Eropa sekitar abad ke-12 dan sejak itu kertas mulai digunakan secara luas. Surat kabar tertulis pertama di Venesia dan Roma sekitar abad pertengahan yang mereka sebut dengan Gazetta yang berisi seputar pengumuman pemerintah Venesia dan berita – berita lain. Johan Gutenberg (1450) menemukan mesin cetak pertama di Jerman dan mulai dikenallah istilah press (pers).Meskipun mesin cetak sudah ditemukan abad 14 namun surat kabar tercetak pertama baru abad 17 dengan nama Relation yang diterbitkan oleh Johan Carolus. Kemudian menyusul di Belanda (1618)  dengan nama Courante Van Uyt Italien Duytshlandt ec yang diterbitkan oleh Casper Van Hilten, Tydinghen Uytverscheyde Quartihen oleh Broer Jauszoon. Di Inggris (1622) terbit Currant of General Newes oleh Nicholas Bourne dan Thomas Acher. Prancis (1631) terbit Gazette de France oleh Theopraste Renaudof dan milik pemerintah ( Raja Louis XIII dan Kardinal Richeliu). Theopraste juga dikenal dengan gagasanya, yaitu mendirikan biro iklan yang disebut Bereau d’addresses. Pada umumnya surat kabar tersebut terbit mingguan.
Surat kabar harian pertama terbit di Leipzig (1660) dengan nama Leipziger Zeitung. Lalu menyusul Daily Courant di Inggris tahun 1720, Journal de Paris di Prancis tahun 1777, Daily Advertaiser di AS (Philadelpia) tahun 1784, Algemeen Handelsblad di Belanda tahun 1830, Sourabaya Courant di Hindia Belanda tahun 1837 yang merupakan surat kabar pertama di Indonesia. Media cetak (surat kabar) merupakan media massa yang muncul pertama dan karena proses cetak yang dilakukan dengan cara menekan kertas di atas susunan huruf (image) dengan menggunakan silinder atau penekan datar lainnya, sehingga disebut pers (press).
2.     Radio
Guglielmo Marconi (Italia) pada tahun 1874 menemukan radio. Dia berhasil membuat peralatan yang diperlukan untuk mengirim tanda-tanda tanpa kabel. Tahun 1899 ia sanggup mengirim berita melalui gelombang elektromagnetik menyeberangi selat Inggris. Dan tahun 1901 Marconi berhasil mengirim berita radio dari Inggris ke Newfoundland melintasi Atlantik. Dia juga memicu berkembangnya penyiaran radio tahun 1920-an. Radio digunakan untuk keperluan hiburan, promosi dan juga sebagai media penyampaian berita. Peristiwa myang terjadi pada hari ini langsung dapat diketahui hari itu juga. Lalu muncul istilah jurnalisme radio (radio journalism atau broadcasting journalism).
3.     Film
Film ditemukan sejalan dengan ditemukanya pita seluloid. Berita film popular pada tahun 1930-1960 yang dikenal dengan nama movie news atau newsreel. Seiring perkembanganya film justru mengarah ke  seni pertunjukan. Film tumbuh mengikuti para pembuatnya, sejak awal ditemukanya gambar bergerak oleh Thomas Alva Edison (1847-1931). Joseph M. Boggs dalam bukunya The Art of Watching Film mencoba menjelaskan bahwa latar belakang film condong berkembang sebagai media pertunjukan adalah semata-mata untuk membuat orang merasa terhibur.
4.     Televisi
John L. Baird menemukan televisi tahun 1926 dan didemonstrasikan lewat radio BBC (British Broadcasting Corporation) London Inggris. Upaya John L. Braid ini tentunya didahului dengan penemuan-penemuan selenium – sel sensitive (1893), nipkow scaning disc (1884), sinar katode (1909), dan iconoscope (1923). November 1936, melalui stasiun BBC Television di Alexandria Palace dilakukan penyiaran high-definition pertama dengan 240 saluran dengan menggunakan Baird System dan 405 saluran dengan  Marconi-EMI System. Tahun 1949 di AS sudah bisa mengadakan jaringan siaran dengan jangkauan 2000 mil dan meliputi 14 kota yang diantaranya New York, Washington, Boston, Chicago, dan St. Louis. Media televisi dan radio disebut sebagai jurnalisme elektronik (electronics journalism) ,termasuk didalamnya media internet.
5.     Perkembangan Baru – Media Baru
Komunikasi menyangkut proses penyampaian pesan dalam bentuk simbol dan perlambang yang dapat dipahami bersama oleh pemberi dan penerima pesan. Untuk saluran penyampaian pesan, diperlukan media dalam bentuk komunikasi massa yang disebut media massa. Media masa mengalami perkembangan mulai dari surat kabar, radio, film, televisi, dan terakhir internet. Internet memberi ruang yang sangat luas kepada pribadi dan komunitas sosial untuk berkomunikasi dan bertukar informasi melalui blog atau jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan lain-lain. Dewasa ini muncul lagi TV penyiaran bergerak (TV mobile) yang menggunakan teknologi unicast and broadcast MBMS (Multimedia Broadcast Multicast Service). Teknologi ini memiliki jaringan dua arah, artinya orang dapat memesan jenis siaran yang ingin dinikmati. Dengan menggunakan jaringan pita lebar / broadband, TV digital ini juga disalurkan melalui jaringan protocol internet, sama menyaksikan TV biasa, tetapi di komputer
C.        Perkembangan Media menurut Para Ahli
1.     Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson
Menurut Robert l. Mathis dan Jhon H. Jackson (2004) kontributor utama globalisasi adalah perkembangan dan evolusi telekomunikasi dan teknologi yang membantu pengiriman informasi yang cepat. Teknologi komunikasi seperti satelit telah menghadirkan televisi dan layanan telepon nirkabel ke desa-desa terpencil di Afrika, India, China, dan Amerika Latin. Pertumbuhan pengunaan internet di seluruh dunia telah menjadikan orang-orang dan perusahaan-perusahan dapat dengan mudah berkomunikasi dan memiliki akses data dalam jumlah yang sangat besar.
2.     Daniel Lerner, Daniel Bell, dan Collin Cherry
a.      Daniel Lerner dengan “Revolusi Komunikasi”
Ada saling keterkaitan antara Era Ideologi dan berkembangnya ideologi di abad ke 18 dan 19, serta revolusi komunikasi yang didasarkan pada pengembangan teknologi cetak dan produksi barang-barang cetak. Morse Peckham menyatakan di tahun 1830, bidang penerbitan mengalami revolusi, barang-barang cetak menjadi murah. Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia tingkat melek huruf bisa meluas ke seluruh tingkatan populasi. Di Inggris populasinya berkembang dengan rasio satu banding empat; sementara tingkat golongan yang melek huruf berkembang dengan rasio 1 : 32. Hal ini tidak hanya mempengaruhi produksi buku, tapi semua jenis komunikasi dan pendokumentasian yang melibatkan kertas, majalah, surat kabar, surat-surat; bisnis, pemerintahan dan korespondensi militer. Abad ke-19 mengalami revolusi komunikasi yang merupakan bagian dan hasil terpenting dari revolusi industri.
Karenanya, terjadi perkembangan besar-besaran dalam informasi dikarenakan akselerasi kesediaan materi cetak, surat kabar atau dokumen resmi. Halini meningkatkan permasalahan pemrosesan informasi, dan menjelaskan arti dari informasi. Mencapai artian, bukan mencapai informasi  menjadi hal yang semakin problematik. Makna tidak berasal dari informasi itu sendiri. Makna tidak menyertai jumlah dokumen, fakta atau kepingan informasi tapi bergantung (minimal sebagian) pada komitmen awal skema konseptual, teori dan perspektif.
b.      Daniel Bell dengan “masyarakat pasca industri”
Daniel Bell menyediakan enam perubahan struktur sosial yang berkaitan dengan transisi ke masyarakat pasca-industri:
1)     Dalam ekonomi, ada transisi dari produksi barang dengan penyediaan layanan. Produksi barang seperti pakaian dan penurunan baja dan layanan seperti menjual hamburger dan saran menawarkan investasi meningkat. Meskipun layanan mendominasi dalam berbagai sektor, kesehatan, pendidikan, penelitian, dan jasa pemerintah yang paling menentukan bagi suatu masyarakat pasca-industri.
2)     Pentingnya kerah biru , (misalnya pekerjaan manual, pekerja perakitan line) dan penurunan (misalnya pengacara profesional, dokter, dan insinyur) dan pekerjaan teknis (misalnya pemrogram komputer) datang untuk mendominasi. Yang paling penting khusus adalah munculnya ilmuwan (misalnya, insinyur khusus, seperti genetik atau listrik). Banyak kota-kota pertambangan dan permukiman serupa wajah skala besar pengangguran sebagai akibat dari pentingnya peningkatan baik pengetahuan teoritis dengan penurunan simultan di bidang manufaktur dan meningkatkan pentingnya lingkungan hidup . Banyak penduduk kota-kota industri manfaat, seperti yang sedekah.
3)     Alih-alih pengetahuan praktis, teoritis pengetahuan semakin penting dalam masyarakat pasca-industri. pengetahuan tersebut dilihat sebagai sumber dasar inovasi (misalnya, pengetahuan yang diciptakan oleh orang-orang ilmuwan yang terlibat dalam Proyek Genom Manusia mengarah kepada cara-cara baru untuk mengobati banyak penyakit). Uang Muka dalam pengetahuan juga menyebabkan kebutuhan untuk inovasi lain seperti cara untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan etis yang diajukan oleh kemajuan Teknologi kloning. Semua ini melibatkan penekanan pada teori daripada pengetahuan empiris dan di kodifikasi pengetahuan. Pertumbuhan eksponensial pengetahuan teoretis dan dikodifikasi, dalam semua varietas, adalah penting bagi munculnya masyarakat pasca-industri.
4)     Masyarakat pasca-industri berusaha untuk menilai dampak teknologi baru dan, jika diperlukan, untuk melakukan kontrol atas mereka Harapannya, misalnya, untuk lebih baik memantau hal-hal seperti pembangkit listrik tenaga nuklir dan untuk meningkatkan mereka sehingga kecelakaan seperti itu di Three-Mile Island atau Chernobyl dapat dicegah di masa depan. Tujuannya adalah dunia teknologi lebih pasti dan lebih aman. Doktrin prinsip pencegahan ini kadang-kadang digunakan dalam mencegah aspek terburuk dari teknologi baru, seperti kloning dan rekayasa genetik , bila tidak ada bukti dampak negatif mereka.
5)     Untuk menangani penilaian tersebut dan kontrol, dan lebih umum kompleksitas murni masyarakat pasca-industri, teknologi intelektual baru yang dikembangkan dan diimplementasikan. Mereka termasuk cybernetics , teori permainan dan teori Informasi
6)     Hubungan baru ditempa dalam masyarakat pasca-industri antara ilmuwan dan teknologi baru yang mereka ciptakan, serta perkembangan teknologi sistematis, terletak di dasar masyarakat pasca-industri. Ini mengarah pada kebutuhan universitas lebih dan mahasiswa yang berbasis. Bahkan, universitas ini sangat penting masyarakat pasca-industri. universitas ini menghasilkan para ahli yang dapat membuat, panduan, dan kontrol dan secara dramatis mengubah Teknologi baru.
c.      Collin Cherry dengan “ledakan komunikasi massa”
Komunikasi massa adalah proses interaksi antara komunikator dengan audiens melalui media massa. Tayangan-tayangan yang dihadirkan oleh media massa kepada audiens semata-mata ingin memberikan informasi dan hiburan kepada audiens. Respon dari audiens adalah hal yang dibutuhkan oleh media tersebut. Jika tayangan yang disajikan oleh media sangat menarik perhatian audiens, maka disini bisa terjadi yang Collin Cherry sebut sebagai “ledakan komunikasi massa.” Yakni dimana audiens secara keseluruhan memberikan respon terhadap apa yang dihadirkan oleh media. Hal ini bisa berupa kritik dan saran dari audiens. Misalnya, pemberitaan mengenai kasus Gayus Tambunan yang menjadi tersangka korupsi pajak sebesar 25 M. Kasus ini menimbulkan opini public yang beragam. Public seakan bisa menghakimi kesalahan yang dibuat oleh Gayus. Padahal kasus nya pun belum disidangkan di pengadilan Tipikor. Tapi atas kesalahan yang dilakukan oleh Gayus dan rekan-rekanya ini menimbulkan spekulasi yang negative di kalangan masyarakat luas.







BAB III
P E N U T U P

Perkembangan Media sangat cepat dari zaman  Romawi Kuno sekitar 60 SM sampai sekarng ini, dengan ditandai beberapa macam media-media surat kabar, radio, film dan televisi serta media baru yang sekarng berkembang dan sangat banyak peminatnya yaitu media internet.
Dan beberapa ilmuan juga berpendapat tentang perkembangan media tersebut. Diantaranya Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson serta Daniel Lerner, Daniel Bell, dan Collin Cherry.













DAFTAR PUSTAKA



Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajagrafindo Persada

Sharon E. Smaldino, dkk. 2011, Instructional Tecnology & Media For Learning (Teknologi Pembelajaran danMedia untuk Belajar), Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Internet :


Perkembanganmedia.blogspot.com/2010/04/perkembangan-media-menurut-para-ahli.html






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar