TUGAS
TERSTRUKTUR
MATA
KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA dan 
PENGELOLAAN
SUMBER BELAJAR
“SEJARAH PERKEMBANGAN MEDIA”
(Dosen : Dr. Robinson
Situmorang, M.Pd.)
DISUSUN OLEH :
HIDAYATUL
FITRIYAH
NIM
: 7772150012
PROGRAM PASCASARJANA 
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN (TPm/A)
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2016
KATA 
PENGANTAR
Puji dan syukur
marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang membahas tentang Sejarah Perkembangan Media . Shalawat serta salam semoga
terlimpah curah kepada junjungan kita semua, yakni Nabi Muhamad SAW,  kepada keluarga, kepada sahabat, tabi’in dan
tabi’at serta semua umatnya hingga akhir zaman.
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Media dan Pengelolaan Sumber Belajar.
Selain itu kami berharap semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
pelajaran bagi kita semua.
Kami menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif dari pembaca sebagai pedoman dalam penyusunan makalah
dimasa yang akan datang. Akhir kata, 
kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
Serang, 
 Maret 2016
   Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar 
Daftar
Isi 
BAB   I   
PENDAHULUAN 
A.     
Latar
Belakang 
B.     
Permasalahan  
C.     
Manfaat
Penulisan Makalah 
BAB  II    PEMBAHASAN
A.     
Pengertian
Media
B.      
Perkembangan Media dari Masa ke Masa 
C.      
Perkembangan Media menurut Para Ahli  
BAB  IV  
PENUTUP 
DAFTAR
PUSTAKA 
BAB
I
PENDAHULUAN
A.       
Latar
Belakang
Pada mulanya media hanya
dianggap sebagai alat bantu mengajar (teaching
aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya model,
objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkrit, motivasi
belajar serta mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Namun karena
terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual kurang memperhatikan aspek
disain, pengembangan pembelajaran (instruction)
produksi dan evaluasinya. Jadi, dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada
sekitar abad ke-20, alat visual untuk mengkongkritkan ajaran ini dilengkapi
dengan alat audio sehingga kita kenal dengan audio visual atau audio visual
aids (AVA).
Bermacam peralatan dapat
digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui
penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mengkin
terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Untuk memahami peranan
media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale
melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman
Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience). Kerucut pengalaman ini dianut
secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa
memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang dikemukakan
oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh
siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang
dipelajari, proses mengamati, dan mendengarkan melalui media tertentu dan
proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan
pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyak
pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh
pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit
pengalaman yang akan diperoleh siswa .
B.       
Permasalahan
Dari uraian latar belakang
di atas, terdapat beberapa permasalahan antara lain :
a.    
Bagaimana pengertian media menurut para ahli
?
b.    
Bagaimana perkembangan sejarah media dari
awal sampai sekarang ?
C.       
Manfaat
Penulisan Makalah
Manfaat dari penulisan
makalah ini antara lain :
a.    
Pembaca mendapatkan
gambaran tentang pengertian media
b.    
Pendidik atau
pembaca mendapatkan gambaran sejarah perkembangan media dari awal sampai
sekarang secara jelas
BAB II
PEMBAHASAN
A.       
Pengertian
Media 
Secara etimologis, kata media berasal
dari bahasa Latin medius dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Sedangkan madoe, yang artinya
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Sedangkan secara terminologi, menurut
para ahli        diantaranya :
a.     Menurut Berlach dan Ely (1971)
mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan
alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan
menyusun kembali informasi dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
b.     Menurut Heinich, dkk (1985), media
pembelajaran adalah media-media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran.
c.      Martin dan Briggs (1986) mengatakan
bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan
komunikasi dengan si-belajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat
lunak yang digunakan pada perangkat keras.
d.     Menurut Hamalik (1994), media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan
perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
e.     Menurut Smaldino, dkk (2011), kata
media berasal dari bahasa latin medium
(antara), istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara
sebuah sumber dan sebuah penerima. Enam kategori dasar media adalah teks,
audio, visual, video, perekayasaa (manipulative)
benda-benda, dan orang-orang
Jadi, media pembelajaran adalah semua
sumber yang dapat digunakan dalam menyampaikan pesan, merangsang pikiran,
minat, perhatian dan perasaan anak didik sehingga pendidik dapat mendorong anak
didik agar dapat belajar, sehingga tujuan pembelajaran (perubahan perilaku atau
kompetensi ) dapat tercapai.
B.       
Perkembangan
Media dari Masa ke Masa
Pada
zaman Romawi kuno sekitar 60 SM muncul media untuk pernyataan umum yang dikenal
dengan nama Acta Senatus atau Acta Diurna Populi Romawi. Acta Diurna ini terbit setiap hari yang
isinya memuat pengumuman dari Kaisar Roma dan berita – berita kegiatan
kekaisaran lainnya yang ditempel atau di pasang di pusat kota yang disebut
Forum Romanum. Dikenal juga orang yang menjual jasa untuk mencatat isi
beritanya disebut dengan Actuari. Semakin lama jumlah Actuari semakin banyak
sehingga berita dibacakan setiap pagi selama dua jam oleh pegawai istana.
Perkembangan selanjutnya ditulis dan ditempel di Forum Romanum. Acta Diurna
diterbitkan oleh Julius Caesar pada tahun 59 SM dan bertahan 4 abad sampai
runtuhnya kekaisaran Roma pada tahun 476 M. Di zaman kekaisaran Augustus cara
penyampaian berita banyak diperbaiki, yaitu dengan cara beranting. Para pakar
menyebut masa sebelum Acta Diurna sebagai Masa Prajunalis dan masa setelah Acta
Diurna sebagai Masa Jurnalis.
1.     Surat
Kabar Tercetak Pertama
Ts’ai
Lun pegawai istana Kaisar Ho Ti membuat kertas pertama dari kulit murbei,
sebelum itu orang menulis di atas papyrus dan kulit kambing atau lembu. Teknik pembuatan
kertas baru dikenal orang Eropa sekitar abad ke-12 dan sejak itu kertas mulai
digunakan secara luas. Surat kabar tertulis pertama di Venesia dan Roma sekitar
abad pertengahan yang mereka sebut dengan Gazetta yang berisi seputar
pengumuman pemerintah Venesia dan berita – berita lain. Johan Gutenberg (1450)
menemukan mesin cetak pertama di Jerman dan mulai dikenallah istilah press
(pers).Meskipun mesin cetak sudah ditemukan abad 14 namun surat kabar tercetak
pertama baru abad 17 dengan nama Relation yang diterbitkan oleh Johan Carolus.
Kemudian menyusul di Belanda (1618)  dengan nama Courante Van Uyt Italien
Duytshlandt ec yang diterbitkan oleh Casper Van Hilten, Tydinghen Uytverscheyde
Quartihen oleh Broer Jauszoon. Di Inggris (1622) terbit Currant of General
Newes oleh Nicholas Bourne dan Thomas Acher. Prancis (1631) terbit Gazette de
France oleh Theopraste Renaudof dan milik pemerintah ( Raja Louis XIII dan
Kardinal Richeliu). Theopraste juga dikenal dengan gagasanya, yaitu mendirikan
biro iklan yang disebut Bereau
d’addresses. Pada umumnya surat kabar tersebut terbit mingguan.
Surat
kabar harian pertama terbit di Leipzig (1660) dengan nama Leipziger Zeitung.
Lalu menyusul Daily Courant di Inggris tahun 1720, Journal de Paris di Prancis
tahun 1777, Daily Advertaiser di AS (Philadelpia) tahun 1784, Algemeen
Handelsblad di Belanda tahun 1830, Sourabaya Courant di Hindia Belanda tahun
1837 yang merupakan surat kabar pertama di Indonesia. Media cetak (surat kabar)
merupakan media massa yang muncul pertama dan karena proses cetak yang
dilakukan dengan cara menekan kertas di atas susunan huruf (image) dengan
menggunakan silinder atau penekan datar lainnya, sehingga disebut pers (press).
2.     Radio
Guglielmo Marconi (Italia) pada tahun 1874
menemukan radio. Dia berhasil membuat peralatan yang diperlukan untuk mengirim
tanda-tanda tanpa kabel. Tahun 1899 ia sanggup mengirim berita melalui
gelombang elektromagnetik menyeberangi selat Inggris. Dan tahun 1901 Marconi
berhasil mengirim berita radio dari Inggris ke Newfoundland melintasi Atlantik.
Dia juga memicu berkembangnya penyiaran radio tahun 1920-an. Radio digunakan
untuk keperluan hiburan, promosi dan juga sebagai media penyampaian berita.
Peristiwa myang terjadi pada hari ini langsung dapat diketahui hari itu juga.
Lalu muncul istilah jurnalisme radio (radio
journalism atau broadcasting journalism).
3.     Film
Film
ditemukan sejalan dengan ditemukanya pita seluloid. Berita film popular pada
tahun 1930-1960 yang dikenal dengan nama movie news atau newsreel. Seiring perkembanganya
film justru mengarah ke  seni pertunjukan. Film tumbuh mengikuti para
pembuatnya, sejak awal ditemukanya gambar bergerak oleh Thomas Alva Edison
(1847-1931). Joseph M. Boggs dalam bukunya The Art of Watching Film mencoba
menjelaskan bahwa latar belakang film condong berkembang sebagai media
pertunjukan adalah semata-mata untuk membuat orang merasa terhibur.
4.     Televisi
John
L. Baird menemukan televisi tahun 1926 dan didemonstrasikan lewat radio BBC (British Broadcasting Corporation) London
Inggris. Upaya John L. Braid ini tentunya didahului dengan penemuan-penemuan
selenium – sel sensitive (1893), nipkow scaning disc (1884), sinar katode
(1909), dan iconoscope (1923). November 1936, melalui stasiun BBC Television di
Alexandria Palace dilakukan penyiaran high-definition pertama dengan 240
saluran dengan menggunakan Baird System dan 405 saluran dengan 
Marconi-EMI System. Tahun 1949 di AS sudah bisa mengadakan jaringan siaran
dengan jangkauan 2000 mil dan meliputi 14 kota yang diantaranya New York, Washington,
Boston, Chicago, dan St. Louis. Media televisi dan radio disebut sebagai
jurnalisme elektronik (electronics journalism) ,termasuk didalamnya media
internet.
5.     Perkembangan
Baru – Media Baru
Komunikasi
menyangkut proses penyampaian pesan dalam bentuk simbol dan perlambang yang
dapat dipahami bersama oleh pemberi dan penerima pesan. Untuk saluran
penyampaian pesan, diperlukan media dalam bentuk komunikasi massa yang disebut
media massa. Media masa mengalami perkembangan mulai dari surat kabar, radio, film,
televisi, dan terakhir internet. Internet memberi ruang yang sangat luas kepada
pribadi dan komunitas sosial untuk berkomunikasi dan bertukar informasi melalui
blog atau jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan lain-lain. Dewasa ini
muncul lagi TV penyiaran bergerak (TV mobile) yang menggunakan teknologi
unicast and broadcast MBMS (Multimedia
Broadcast Multicast Service). Teknologi ini memiliki jaringan dua arah,
artinya orang dapat memesan jenis siaran yang ingin dinikmati. Dengan
menggunakan jaringan pita lebar / broadband, TV digital ini juga disalurkan
melalui jaringan protocol internet, sama menyaksikan TV biasa, tetapi di
komputer
C.       
Perkembangan
Media menurut Para Ahli
1.     Robert
L. Mathis dan Jhon H. Jackson
Menurut
Robert l. Mathis dan Jhon H. Jackson (2004) kontributor utama globalisasi
adalah perkembangan dan evolusi telekomunikasi dan teknologi yang membantu
pengiriman informasi yang cepat. Teknologi komunikasi seperti satelit telah
menghadirkan televisi dan layanan telepon nirkabel ke desa-desa terpencil di
Afrika, India, China, dan Amerika Latin. Pertumbuhan pengunaan internet di
seluruh dunia telah menjadikan orang-orang dan perusahaan-perusahan dapat
dengan mudah berkomunikasi dan memiliki akses data dalam jumlah yang sangat
besar.
2.    
Daniel
Lerner, Daniel Bell, dan Collin Cherry
a.      Daniel
Lerner dengan “Revolusi Komunikasi”
Ada
saling keterkaitan antara Era Ideologi dan berkembangnya ideologi di abad ke 18
dan 19, serta revolusi komunikasi yang didasarkan pada pengembangan teknologi
cetak dan produksi barang-barang cetak. Morse Peckham menyatakan di tahun 1830,
bidang penerbitan mengalami revolusi, barang-barang cetak menjadi murah. Untuk
pertama kalinya dalam sejarah manusia tingkat melek huruf bisa meluas ke
seluruh tingkatan populasi. Di Inggris populasinya berkembang dengan rasio satu
banding empat; sementara tingkat golongan yang melek huruf berkembang dengan
rasio 1 : 32. Hal ini tidak hanya mempengaruhi produksi buku, tapi semua jenis
komunikasi dan pendokumentasian yang melibatkan kertas, majalah, surat kabar,
surat-surat; bisnis, pemerintahan dan korespondensi militer. Abad ke-19
mengalami revolusi komunikasi yang merupakan bagian dan hasil terpenting dari
revolusi industri.
Karenanya,
terjadi perkembangan besar-besaran dalam informasi dikarenakan akselerasi
kesediaan materi cetak, surat kabar atau dokumen resmi. Halini meningkatkan
permasalahan pemrosesan informasi, dan menjelaskan arti dari informasi.
Mencapai artian, bukan mencapai informasi 
menjadi hal yang semakin problematik. Makna tidak berasal dari informasi
itu sendiri. Makna tidak menyertai jumlah dokumen, fakta atau kepingan
informasi tapi bergantung (minimal sebagian) pada komitmen awal skema
konseptual, teori dan perspektif. 
b.      Daniel
Bell dengan “masyarakat pasca industri”
Daniel
Bell menyediakan enam perubahan struktur sosial yang berkaitan dengan transisi
ke masyarakat pasca-industri:
1)     Dalam
ekonomi, ada transisi dari produksi barang dengan penyediaan layanan. Produksi
barang seperti pakaian dan penurunan baja dan layanan seperti menjual hamburger
dan saran menawarkan investasi meningkat. Meskipun layanan mendominasi dalam
berbagai sektor, kesehatan, pendidikan, penelitian, dan jasa pemerintah yang
paling menentukan bagi suatu masyarakat pasca-industri.
2)     Pentingnya
kerah biru , (misalnya pekerjaan manual, pekerja perakitan line) dan penurunan
(misalnya pengacara profesional, dokter, dan insinyur) dan pekerjaan teknis
(misalnya pemrogram komputer) datang untuk mendominasi. Yang paling penting
khusus adalah munculnya ilmuwan (misalnya, insinyur khusus, seperti genetik
atau listrik). Banyak kota-kota pertambangan dan permukiman serupa wajah skala
besar pengangguran sebagai akibat dari pentingnya peningkatan baik pengetahuan
teoritis dengan penurunan simultan di bidang manufaktur dan meningkatkan
pentingnya lingkungan hidup . Banyak penduduk kota-kota industri manfaat,
seperti yang sedekah.
3)     Alih-alih
pengetahuan praktis, teoritis pengetahuan semakin penting dalam masyarakat
pasca-industri. pengetahuan tersebut dilihat sebagai sumber dasar inovasi
(misalnya, pengetahuan yang diciptakan oleh orang-orang ilmuwan yang terlibat
dalam Proyek Genom Manusia mengarah kepada cara-cara baru untuk mengobati
banyak penyakit). Uang Muka dalam pengetahuan juga menyebabkan kebutuhan untuk
inovasi lain seperti cara untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan etis yang
diajukan oleh kemajuan Teknologi kloning. Semua ini melibatkan penekanan pada
teori daripada pengetahuan empiris dan di kodifikasi pengetahuan. Pertumbuhan
eksponensial pengetahuan teoretis dan dikodifikasi, dalam semua varietas,
adalah penting bagi munculnya masyarakat pasca-industri.
4)     Masyarakat
pasca-industri berusaha untuk menilai dampak teknologi baru dan, jika
diperlukan, untuk melakukan kontrol atas mereka Harapannya, misalnya, untuk
lebih baik memantau hal-hal seperti pembangkit listrik tenaga nuklir dan untuk
meningkatkan mereka sehingga kecelakaan seperti itu di Three-Mile Island atau
Chernobyl dapat dicegah di masa depan. Tujuannya adalah dunia teknologi lebih
pasti dan lebih aman. Doktrin prinsip pencegahan ini kadang-kadang digunakan
dalam mencegah aspek terburuk dari teknologi baru, seperti kloning dan rekayasa
genetik , bila tidak ada bukti dampak negatif mereka.
5)     Untuk
menangani penilaian tersebut dan kontrol, dan lebih umum kompleksitas murni
masyarakat pasca-industri, teknologi intelektual baru yang dikembangkan dan
diimplementasikan. Mereka termasuk cybernetics , teori permainan dan teori
Informasi
6)     Hubungan
baru ditempa dalam masyarakat pasca-industri antara ilmuwan dan teknologi baru
yang mereka ciptakan, serta perkembangan teknologi sistematis, terletak di
dasar masyarakat pasca-industri. Ini mengarah pada kebutuhan universitas lebih
dan mahasiswa yang berbasis. Bahkan, universitas ini sangat penting masyarakat
pasca-industri. universitas ini menghasilkan para ahli yang dapat membuat,
panduan, dan kontrol dan secara dramatis mengubah Teknologi baru.
c.      Collin
Cherry dengan “ledakan komunikasi massa”
Komunikasi
massa adalah proses interaksi antara komunikator dengan audiens melalui media
massa. Tayangan-tayangan yang dihadirkan oleh media massa kepada audiens
semata-mata ingin memberikan informasi dan hiburan kepada audiens. Respon dari
audiens adalah hal yang dibutuhkan oleh media tersebut. Jika tayangan yang
disajikan oleh media sangat menarik perhatian audiens, maka disini bisa terjadi
yang Collin Cherry sebut sebagai “ledakan komunikasi massa.” Yakni dimana
audiens secara keseluruhan memberikan respon terhadap apa yang dihadirkan oleh
media. Hal ini bisa berupa kritik dan saran dari audiens. Misalnya, pemberitaan
mengenai kasus Gayus Tambunan yang menjadi tersangka korupsi pajak sebesar 25
M. Kasus ini menimbulkan opini public yang beragam. Public seakan bisa
menghakimi kesalahan yang dibuat oleh Gayus. Padahal kasus nya pun belum
disidangkan di pengadilan Tipikor. Tapi atas kesalahan yang dilakukan oleh
Gayus dan rekan-rekanya ini menimbulkan spekulasi yang negative di kalangan
masyarakat luas.
BAB III
P E N U T U P
Perkembangan Media sangat cepat dari zaman  Romawi Kuno sekitar 60
SM sampai sekarng ini, dengan ditandai beberapa macam media-media surat kabar,
radio, film dan televisi serta media baru yang sekarng berkembang dan sangat
banyak peminatnya yaitu media internet.
Dan beberapa ilmuan juga berpendapat tentang perkembangan media tersebut. Diantaranya Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson serta Daniel Lerner, Daniel Bell, dan Collin Cherry.
Dan beberapa ilmuan juga berpendapat tentang perkembangan media tersebut. Diantaranya Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson serta Daniel Lerner, Daniel Bell, dan Collin Cherry.
DAFTAR PUSTAKA
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta :
Rajagrafindo Persada
Sharon E. Smaldino, dkk. 2011, Instructional Tecnology &
Media For Learning (Teknologi Pembelajaran danMedia untuk Belajar),
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Internet :
Perkembanganmedia.blogspot.com/2010/04/perkembangan-media-menurut-para-ahli.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar