TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH DESAIN PEMBELAJARAN DAN PELATIHAN
“PENERAPAN 12 PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
YANG MENYENANGKAN PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA
KELAS VIII MATERI BANGUN RUANG (KUBUS DAN
BALOK)”
(Dosen : Dr. Robinson
Situmorang, M.Pd.)
DISUSUN OLEH :
HIDAYATUL FITRIYAH
NIM : 7772150012
PROGRAM
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN (TPm/A)
UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kegiatan belajar
mengajar yang berlangsung di sekolah meliputi semua aktivitas yang memberikan
materi pelajaran kepada siswa agar siswa mempunyai kecakapan dan kemampuan
memadai yang dapat memberikan manfaat dalam kehidupannya. Dalam proses belajar
mengajar matematika selain melibatkan pendidik dan siswa secara langsung, juga
diperlukan pendukung yang lain yaitu: alat pelajaran yang memadai, penggunaan
model pembelajaran yang tepat, serta situasi dan kondisi lingkungan yang
menunjang. Matematika adalah sebuah disiplin ilmu sebagai pengetahuan struktur
yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori yang dibuat secara deduktif
berdasarkan pada unsur yang didefinisikan, aksioma, teori yang telah dibuktikan
kebenarannya. Pembelajaran matematika mempunyai tujuan untuk membentuk
kemampuan berpikir siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis,
logis, sistematis, dan memiliki sikap yang objektif, jujur, disiplin, dalam
memecahkan masalah dalam bidang matematika maupun bidang lain dalam kehidupan
sehari-hari. Namun pada kenyataannya matematika merupakan pelajaran yang
dianggap paling sulit dan menjadi hal yang paling menakutkan sehingga banyak
siswa yang mengeluh jika mendapat mata pelajaran ini. Anggapan ini mungkin
tidak berlebihan, selain karena mempunyai sifat yang abstrak, pemahaman konsep
matematika yang baik sangatlah penting karena untuk memahami yang baru
diperlukan prasyarat pemahaman konsep yang sebelumnya. Pembelajaran yang
terjadi di sekolah pada saat ini masih didominasi guru sehingga pembelajaran
yang dilakukan di sekolah masih kurang efektif. Masih banyak guru yang hanya
menggunakan metode konvensional (ceramah) dalam menyampaikan materi dan
mencontohkan soal, sedangkan siswa hanya mendengar dan mencatat materi yang
disampaikan sehingga siswa lebih cepat bosan dan materi matematika yang
disampaikan sulit diserap oleh siswa serta tidak merangsang kreativitas dan
partisipasi siswa. Guru lebih menekankan pada terselesainya materi pelajaran
daripada tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi, komunikasi pembelajaran
hanya satu arah sehingga kurang adanya timbal balik antara guru dengan siswa
untuk aktif dan kreatif dalam menyerap dan mempertajam gagasannya, siswa masih
merasa malu untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami
sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Pemahaman siswa
terhadap pokok bahasan sifat-sifat bangun ruang masih rendah karena siswa
menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga mereka
malas untuk mempelajarinya. Sebagai pendidik harus mengetahui dan dapat membuat
sebuah pembaruan dalam dunia pendidikan agar dapat mengembangkan proses
pembelajaran yang aktif dan kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang
maksimal. Salah satu pembaruan pembelajaran adalah dengan mengaitkan materi
matematika dengan kehidupan yang konkrit (kontekstual), menggunakan alat peraga
sehingga menarik dan bermakna bagi siswa. Guru dituntut untuk aktif dan kreatif
membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
Kurikulum 2013 yang berlaku sekarang ini, yaitu guru bertindak sebagai
fasilitator, pembelajaran berbasis masalah kontekstual serta diterapkannya
pendekatan scientific sehingga akan merangsang siswa menjadi aktif dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran matematika tentang materi
sifat-sifat bangun ruang akan lebih mudah dipahami dan diserap oleh siswa,
selain itu juga akan menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
matematika. Pelajaran matematika menjadi tidak membosankan.
B.
Permasalahan
Dari latar belakang di atas dapat diambil
beberapa permasalahan, antara lain :
1.
Bagaimana
prinsip-prinsip belajar yang menyenangkan ?
2.
Bagaimana penerapan
prinsip-prinsip belajar yang menyenangkan ?
3. Bagaimana penerapan
prinsip-prinsip belajar yang menyenangkan pada mata
pelajaran Matematika ?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :
1.
Mengetahui prinsip-prinsip
belajar yang menyenangkan
2.
Mengetahui penerapan prinsip-prinsip
belajar yang menyenangkan
3.
Mengetahui penerapan prinsip-prinsip
belajar yang menyenangkan pada mata
pelajaran matematika
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Prinsip-prinsip Pembelajaran yang
Menyenangkan
Di dalam proses belajar, seorang guru harus mampu memahami
beberapa prinsip pembelajaran yang menyenangkan, sehingga apa yang disampaikan
guru tersebut dapat bermanfaat. Berikut akan dijabarkan 12 prinsip pembelajaran
yang menyenangkan :
1.
Respon akan diulang, bila akibat yang ditimbulkan
menyenangkan
Seorang guru haruslah pandai dalam menghidupkan
suasana kelas yang menyenangkan dan tidak bosan, sehingga peserta didik dapat
dengan mudah menerima apa yang telah kita sampaikan. Implikasinya :
Pembelajaran harus menyenangkan.
2.
Perilaku belajar tidak hanya akibat dari respon,
tetapi juga pengaruh kondisi lingkungan siswa
Kondisi lingkungan siswa yang menyenangkan turut
berperan dalam menciptakan pembelajaran, dimana terjadi saling memberikan
pengaruh yang baik antara peserta didik dengan guru dalam menciptakan pembelajaran
menyenangkan. Implikasinya : Lingkungan belajar harus kondusif.
3.
Perilaku yang dihasilkan akan berkurang bila tidak
diperkuat dengan akibat yang menyenangkan
Jika guru sudah memberikan materi pembelajaran,
hendaknya peserta didik mampu mencermati apa yang telah disampaikan. Jika tidak
mampu mencermati dan tidak mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, maka
materi yang disampaikan akan kurang bermanfaat. Implikasinya : Pemberian
isi pelajaran harus bermakna dalam kehidupan peserta didik sehari-hari.
4.
Belajar yang terbatas akan ditransfer kesituasi lain
secara terbatas pula
Seorang guru harus mampu memberikan pembelajaran
kepada peserta didik yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari akan membuat peserta didik mampu
memahami dirinya dalam konteks pembelajaran. Implikasinya : Kegiatan belajar
harus dikaitkan dengan kondisi nyata, lingkungan, kehidupan sehari-hari.
5.
Belajar menggeneralisasi dan membedakan adalah dasar
untuk belajar yang kompleks
Dalam pembelajaran harus disertakan contoh dan
non-contoh untuk memudahkan peserta didik membedakan mana yang dianggap
benar dan mana yang dianggap salah dalam konteks pembelajaran. Implikasinya :
Penyajian materi harus sistematis dan menggunakan contoh-non contoh.
6.
Kesiapan mental mempengaruhi perhatian dan ketekunan
selama proses belajar berlangsung
Seorang guru harus mampu memiliki kesiapan mental yang
bagus dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik. Tanpa kesiapan mental
yang baik, maka proses pembelajaran akan tidak efekif. Implikasinya : Perlu
menarik perhatian peserta selama pembelajaran berlangsung.
7.
Kegiatan belajar yang dibagi kecil-kecil disertai cara
penyelesaian untuk setiap langkah akan mempercepat pencapaian tujuan belajar
Guru dalam memberikan pembelajaran juga dapat
mempergunakan buku panduan, modul ataupun paket belajar lainnya. Hal ini juga
akan menambah pengetahuan dari peserta didik dalam konteks pembelajaran. Implikasinya
: Penggunaan buku teks terprogram, modul dan paket belajar lainnya.
8.
Kebutuhan menyederhanakan materi yang kompleks dapat
dilakukan dengan menggunakan model
Selain mempergunakan buku panduan, guru dapat menggunakan
saran media pembelajaran seperti laptop, LCD, VCD dan media lainnya dalam
pembelajaran kepada peserta didik. Penggunaan media sebagai alat pembelajaran
memudahkan peserta didik dalam belajar. Implikasinya : Penggunaan media dan
metode pembelajaran secara tepat.
9.
Keterampilan tingkat tinggi pada dasarnya terbentuk
dari keterampilan yang sederhana
Setelah guru menerangkan pembelajaran, maka peserta
didik harus mampu cermat dalam menanggapi materi yang telah disampaikan. Peserta
didik harus mampu menganalisis materi yang disampaikan, sehingga ada feedback
antar peserta didik dengan guru, begitupun sebaliknya. Implikasinya : Tujuan
pembelajaran harus dianalisis, agar belajar menjadi sistematis.
10.Belajar akan lebih cepat bila peserta didik memperoleh umpan balik
dan cara meningkatkannya
Ketika peserta didik bertanya, maka jawaban yang
diberikan oleh guru harus mampu dipahami. Dan setelah peserta didik itu mampu
memahami barulah dapat mencoba untuk meningkatkannya dalam konteks
pembelajaran. Implikasinya : Kemajuan peserta didik harus diinformasikan secara
teratur.
11.Perkembangan dan kecepatan peserta didik dalam belajar sangat bervariasi
Jika ada peserta didik yang memiliki kepandaian
tersendiri dibandingkan dengan yang lainnya, maka guru harus mampu memberikan
pelayanan kepadanya, namun tidak melupakan peserta didik yang lainnya. Karena
setiap peserta didik memiliki karakteristik belajar yang bervariasi. Implikasinya
: Perlu pemberian layanan secara individual
12.Dengan persiapan yang baik peserta didik dapat mengorganisasikan kegiatan
belajarnya sendiri
Peserta didik dapat memilih bagaimana ia belajar. Ia
mampu mengatur kegiatan belajarnya sendiri. Peranan seorang guru sangat
dibutuhkan dalam membimbingnya dalam konteks pembelajaran. Implikasinya :
Memberi kesempatan kepada peserta didik memilih cara, waktu dan sumber belajar
yang akan digunakannya.
B.
Peneraparan 12 Prinsip-prinsip
Pembelajaran yang Menyenangkan
Pembelajaran ialah
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pada pasal 19, ayat 1 mengamanatkan bahwa: Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Kemudian dalam pasal 28, ayat 1 mengamanatkan
bahwa yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) pada ketentuan ini
adalah peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi
inspirasi belajar bagi peserta didik. Proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013
menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar
berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar
suasana kelas lebih hidup. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang
lebih baik (Darsono, 2000:24). Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa
aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Belajar memang
merupakan suatu proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya, bukan proses
pasif yang hanya menerima ceramah guru tentang pengetahuan, sehingga jika
pembelajaran tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif maka
pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif siswa
sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu
menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Seseorang bisa
dikatakan kreatif apabila ia secara konsisten dan terus menerus menghasilkan
sesuatu yang kreatif, yaitu hasil yang asli/orisinal dan sesuai dengan
keperluan. Kreativitas siswa bisa dilihat pada kemampuannya dalam mengajukan
pertanyaan maupun menjawab pertanyaan. Selain itu kreativitas siswa juga bisa
dilihat dari kecekatannya dalam mengikuti proses belajar mengajar di dalam
kelas. Kreatif juga dimaksudkan guru mampu memilih materi yang akan diberikan
kepada siswa agar materi yang diberikan bisa sesuai dengan kemampuan siswa,
memilih metode pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman siswa tentang
materi yang diberikan dan memilih media yang tepat untuk memperlancar proses
pembelajaran serta mampu menentukan evaluasi yang tepat untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan. Menyenangkan adalah suasana
belajar mengajar yang membuat siswa senang sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi. Tingginya waktu
curah akan meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah
cukup jika proses pembelajaran tidaklah efektif, yaitu tidak menghasilkan apa
yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika
pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif maka
pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa (Muslim, 2001).
Muslim (2001) mengemukakan pengertian pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAKEM) dari dua dimensi yaitu dimensi guru dan dimensi siswa.
1.
Dari dimensi guru
·
Dalam proses belajar
mengajar guru aktif dalam memantau kegiatan belajar siswa, memberi umpan balik,
mengajukan pertanyaan yang menantang, mempertanyakan gagasan siswa.
·
Guru harus kreatif
dalam mengembangkan kegiatan yang beragam, membuat alat bantu atau media
pembelajaran.
·
Pembelajaran efektif
jika guru dapat mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran menyenangkan
guru harus bisa mengemas materi agar lebih mudah dipahami siswa, menggunakan
metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar, menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi
untuk menarik perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2.
Dari dimensi siswa
·
Siswa harus aktif
dalam bertanya, mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain dan
gagasannya.
·
Siswa kreatif dalam
menulis/merangkum, merancang atau membuat sesuatu dan menemukan sesuatu yang
baru bagi diri siswa.
·
Keefektifan siswa bisa
dilihat dari penguasaan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa.
·
Pembelajaran yang
menyenangkan dapat membuat siswa berani mencoba atau berbuat, berani bertanya,
berani mengemukakan gagasan, berani mempertanyakan gagasan orang lain.
Menurut Budimansyah,
dkk (2009:70) PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan
pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mencari data dan informasi yang mereka
perlukan untuk memecahkan masalah. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan
kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi tingkat kemampuan siswa.
Efektif yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung. Sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar
yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Selain itu menurut Utami
(2010:23) PAKEM adalah suatu proses pembelajaran yang komunikatif dan
interaktif antara sumber belajar, pendidik dan peserta didik. Pendekatan PAKEM
menurut Khaerudin dalam (http://www.texascollaborative.org.2009) didasarkan pada sejumlah asumsi tentang
apa itu belajar. Sejumlah asumsi tentang
belajar yang dimaksud, di antaranya :
1.
Belajar adalah proses
individual
Artinya kegiatan
belajar tidak bisa diwakilkan kepada orang lain, hanya orang yang
bersangkutanlah yang dapat melakukannya. Ini berarti kegiatan belajar menuntut
aktivitas orang yang sedang belajar.
2.
Belajar adalah proses
sosial
Kegiatan belajar harus
dilakukan melalui interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. Ini berarti
seseorang yang belajar harus secara aktif berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya, karena melalui interaksi sosial inilah akan diperoleh pengalaman
sebagai hasil belajar.
3.
Belajar adalah
menyenangkan
Apabila kegiatan
belajar dilakukan dengan sukarela, atas kesadaran dan kemauan sendiri, dan
tanpa ada paksaan, maka kegiatan belajar akan menyenangkan. Karena itulah,
setiap orang yang belajar harus melakukannya dengan penuh kesadaran bahwa belajar
itu yang akan membawa manfaat bagi kelangsungan hidupnya. Dengan demikian maka
kegiatan belajar benar-benar akan menyenangkan.
4.
Belajar adalah
aktivitas yang tidak pernah berhenti
Proses belajar akan
terus berlangsung selama manusia berinteraksi dengan lingkungannya. Pada saat
seseorang berinteraksi dengan lingkungan, apakah itu disadari ataupun tidak dan
terjadi perubahan perilaku dalam dirinya (kognitif, afektif, atau psikomotorik)
maka pada dasarkan orang tersebut telah belajar. Proses ini tidak akan pernah
berhenti selama seseorang masih hidup dan beraktivitas.
5.
Belajar adalah
membangun makna
Pada saat seseorang
melakukan kegiatan belajar, pada hakikatnya ia menangkap dan membangun makna
dari apa yang diamatinya. Hal ini sejalan dengan pembelajaran kontekstual (contextual learning) yang mengasumsikan
bahwa otak secara alamiah mencari makna dari suatu permasalahan yang berkaitan
dengan lingkungan dimana seseorang tersebut berinteraksi.
PAKEM (Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) adalah sebuah model pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk
mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber dan alat bantu
belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan, dan efektif. Menurut Suparlan (2008: 70-71), karakterisitk PAKEM,
meliputi:
1.
Aktif
Pembelajaran ini
memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan,
memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya, dalam hal ini guru terlibat
secara aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses
pembelajaran.
2.
Kreatif
Pembelajaran membangun
kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar dan
sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang
harus diselesaikan dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif, yaitu
merancang dan melaksanakan PAKEM.
3.
Efektif
Efektifitas
pembelajaran akan mendongkrak kualitas hasil bekajar peseta didik.
4.
Menyenangkan
Pembelajaran
diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, dengan
didukung lingkungan aman, bahan ajar relevan, menjamin bahwa belajar secara
emosional adalah positif, yang pada umunya hal itu terjadi ketika dilakukan
bersama dengan orang lain sebagai dorongan dan selingan humor serta istirahat
dan jeda secara teratur. Selain itu, pembelajaran akan menyenangkan manakala
secara sadar pikiran otak kiri dan kanan sadar, menantang peserta didik
berekspresi dan berfikir jauh ke depan, serta mengonsolidasikan bahan yang
sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang relaks.
Program belajar
mandiri adalah perencanaan yang disusun secara runtut sebagai kegiatan pokok
dalam PAKEM untuk memotivasi dan membelajarkan siswa senang belajar dan
berprestasi. Beberapa aplikasi dari model PAKEM yaitu:
1.
Everyone is a teacher here (Setiap Murid sebagai guru) yaitu
strategi PAKEM yang bertujuan untuk membiasakan peserta didik untuk belajar
secara aktif dan membudayakan sikap berani bertanya, tidak minder dan tidak
takut salah. Penerapannya yaitu dengan meminta peserta didik untuk membuat
pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh teman-temannya yang lain (Ismail,
2008: 74).
2.
Indeks card match (Mencari Jodoh Kartu Tanya jawab) yaitu
strategi PAKEM yang bertujuan untuk melatih pesrta didik agar lebih cermat dan
lebih kuat pemahannya terhadap suatu materi pokok. Penerapannya yaitu guru
membuat dua kartu yang sesuai dengan jumlah siswa kemudian kartu tersebut
dibagi dua, di kartu tersebut ditulis pertanyaan, dan kartu yang lain ditulis
jawaban. Setelah itu kartu dibagikan kepada siswa. Siswa mencari pasangan kartu
yang tepat antara pertanyaan dan jawaban(Ismail, 2008: 81-82).
PAKEM merupakan
pendekatan dalam proses belajar mengajar yang bila diterapkan secara tepat
berpeluang dapat meningkatkan dua hal, yaitu menciptakan ketertarikan bagi
siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat berpikir dan bekerja
(Suparlan, 2008: 7). Meskipun dalam model ini siswa lebih aktif, namun guru
tetap mengawasi kelas untuk memberikan semangat, dorongan belajar dan
memberikan bimbingan secara individu/kelompok. Proses pembelajaran aktif dalam
memperoleh informasi, ketrampilan dan sikap serta perilaku positif akan terjadi
melalui suatu proses pencarian dari diri peserta didik. Hal ini akan terwujud
bila peserta didik dikondisikan sedemikian rupa sehingga berbagai tugas dan
kegiatan yang dilaksanakan dapat memotivasi mereka untuk berpikir. Dalam
pembelajaran Model PAKEM, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif,
proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif
yang mudah, murah dan sederhana, tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema
mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa.
Matematika adalah
simbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu
tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi dari unsur yang tidak
didefinisikan ke unsur yang dapat didefinisikan, ke postulat dan selanjutnya ke
dalil.(Ruseffendi dalam Heruman, 2007:1). Menurut Johnson dan Myklebust dalam
Mulyono Abdurrahman (2006: 252) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi
praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Dari pendapat
para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah pengetahuan yang
tersusun secara sistematis yang dilukiskan dengan bilangan atau simbol tertentu
yang didefinisikan dengan cermat dan jelas untuk memecahkan masalah yang
berhubungan dengan bilangan. Cockroft dalam Mulyono Abdurrahman (2003:253)
menyatakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena :
1.
Selalu digunakan dalam
segala segi kehidupan.
2.
Semua bidang studi
memerlukan keterampilan matematika yang sesuai.
3.
Merupakan sarana
komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.
4.
Meningkatkan kemampuan
berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan.
5.
Memberikan kepuasan
terhadap usaha pemecahan masalah yang menantang.
C. Peneraparan Prinsip-prinsip Pembelajaran
yang Menyenangkan pada Mata
Pelajaran Matematika
MATERI BANGUN RUANG
(KUBUS DAN BALOK)
Kompetensi Inti :
2.
Menghargai dan
menghayati perilaku jujur,disiplin,tanggungjawab, peduli (toleransi,gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksisecara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
Kompetensi Dasar :
2.2
Menunjukkan perilaku
ingin tahu dalam melakukan aktivitas di rumah, sekolah, dan masyarakat sebagai
wujud implementasi penyelidikan sifat-sifat kubus dan balok serta
bagian-bagiannya melalui alat peraga.
Tujuan Pembelajaran :
1.
Siswa dapat
mengidentifikasi dan menganalisis bentuk-bentuk kubus dan balok pada kehidupan
nyata.
2.
Siswa dapat
mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok, serta bagian-bagiannya.
3.
Siswa dapat membuat
jaring-jaring kubus dan balok.
Metode Pembelajaran :
Metode yang digunakan lebih ditekankan
pada diskusi kelompok. Metode diskusi kelompok adalah metode yang menghendaki
agar siswa dan guru serta siswa lainnya terjadi interaksi dan saling tukar
pengalaman dan informasi dalam memecahkan suatu masalah. Kegiatan pembelajaran
dengan metode ini mendorong siswa untuk berinteraksi dan membantu memahami
pendapat berbeda yang mungkin muncul selama kegiatan berlangsung. Kegiatan ini
mendorong siswa untuk menghargai perbedaan pendapat. Dalam pembelajaran ini
menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran.
Model Pembelajaran :
Model yang digunakan dalam pembelajaran
ini adalah Model Example Non Examples. Dalam materi ini, pembelajaran yang
digunakan ditekankan pada gambar-gambar sesuai dengan materi bangun ruang kubus
dan balok. Kemudian guru memberi petunjuk dan memberikan kesempatan kepada
siswa dalam kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis gambar-gambar
tersebut. Kemudian hasil diskusi dalam kelompok dicatat di kertas. Kemudian
dikemukakan, mulai dikomentari hasil diskusi, serta guru memberikan kesimpulan.
Materi :
BANGUN RUANG (KUBUS
DAN BALOK)
A.
PENGERTIAN BANGUN RUANG
Bangun ruang adalah
bangun matematika yang mempunyai isi ataupun volume. Bangun ruang merupakan
bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh
permukaan bangun tersebut. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa bangun ruang
adalah bangun dalam matematika yang mempunyai isi dan dibatasi oleh himpunan
titik-titik yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut.
B.
PENGERTIAN BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK
KUBUS
a.
Pengertian Bangun Ruang
Kubus
Kubus adalah sebuah
bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah persegi yang bentuk dan
ukurannya sama. Kubus juga merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah
sisi yang berbentuk persegi. Dapat disimpulkan bahwa kubus adalah suatu bangun
ruang yang beraturan yang dibatasi oleh enam buah sisi (bidang datar) yang
kongruen. Contoh Dadu, bak mandi, kotak kosmetik, puzle warna, benda-benda ini
menyerupai kubus.
b.
Pengertian Bangun
Ruang Balok
Balok adalah suatu
bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah sisi berupa persegi panjang yang
masing-masing sisi berhadapannya kongruen. Balok juga adalah bangun ruang
beraturan yang dibentuk oleh tiga pasang persegi panjang yang setiap pasangnya mempunyai
bentuk dan ukuran yang sama. Sehingga, balok adalah sebuah bangun ruang
beraturan yang dibentuk olah enam buah sisi persegi panjang dan setiap pasang
persegi panjang tersebut mempunyai bentuk dan ukuran yang sama (kongruen). Contoh Lemari, kotak snack, kotak kapur, kotak
TV, benda-benda ini menyerupai balok.
C.
UNSUR-UNSUR BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK
KUBUS
Kubus
Unsur-unsur kubus adalah sebagai berikut :
a.
Sisi/Bidang
Dari gambar terlihat
bahwa kubus memiliki 6 buah sisi yang semuanya berbentuk persegi (kongruen),
yaitu ABCD (sisi bawah), EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan), CDHG (sisi
belakang), BCGF (sisi samping kiri), dan ADHE (sisi samping kanan).
b.
Rusuk
Rusuk kubus adalah
ruas garis yang merupakan perpotongan dua bidang sisi pada sebuah kubus. Kubus
ABCD.EFGH memiliki 12 buah rusuk, yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF,
CG, dan DH. Rusuk AB, BC, CD, dan DA disebut rusuk alas, sedangkan AE, BF CG,
dan DH disebut rusuk tegak. Rusuk-rusuk yang sejajar pada gambar di atas adalah
sebagai berikut :
1) AB//DC//EF//HG
2) AD//BM//EH//FG
3) AE//LF//MG//DH
Rusuk-rusuk yang
saling berpotongan diantaranya AB dengan AE, BC dengan CG, dan EH dengan HD.
Rusuk-rusuk yang saling bersilangan diantaranya AB dengan CG, AD dengan BF, dan
BC dengan HD.
c.
Titik Sudut
Titik sudut kubus
adalah titik pertemuan dari tiga rusuk kubus yang berdekatan. Yakni titik-titik
A, B, C, D, E, F, G, dan H. Terdapat 8 titik sudut.
d.
Diagonal Sisi/Bidang
Diagonal sisi adalah
ruas garis yang menghubungan dua titik sudut sebidang yang saling berhadapan
yang terdapat pada sisi kubus. Terdapat 12 diagonal sisi yaitu salah satu
diantaranya AC, BD, BG, dan CF.
e.
Diagonal Ruang
Diagonal ruang sebuah kubus
adalah ruas garis yang menghubungkan titik sudut pada bidang alas dengan titik
sudut pada bidang atas yang tidak terletak pada sisi tegak yang sama. Diagonal
ruang kubus berpotongan di tengah-tengah kubus. Terdapat 4 buah diagonal ruang
pada sebuah kubus dengan panjang sama dan berpotongan di satu titik, yaitu AG,
BH, CE, dan DF.
f.
Bidang Diagonal
Bidang diagonal kubus
adalah bidang di dalam kubus yang dibuat melalui dua rusuk yang saling sejajar
tetapi tidak terletak pada satu sisi. Bidang diagonal kubus berbentuk persegi panjang.
Terdapat 6 buah bidang diagonal, yaitu : ACGE, BDHF, ABGH, CDEF, ADGF,BCHE
BALOK
Unsur-unsur balok adalah sebagai berikut :
a.
Sisi/Bidang
\
Dari gambar terlihat
bahwa balok memiliki 6 buah sisi yang pasangannya kongruen yaitu ABCD (sisi
bawah), EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan), CDHG (sisi belakang), BCGF (sisi
samping kiri), dan ADHE (sisi samping kanan). Dalam balok ABEF=CDGH, ABCD=EFGH,
ADEH=BCFG.
b.
Rusuk
Balok ABCD.EFGH
memiliki 12 buah rusuk, yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan
DH. Rusuk AB, BC, CD, dan DA disebut rusuk alas, sedangkan AE, BF CG, dan DH
disebut rusuk tegak balok. Dengan
kelompok rusuk yang sama panjang sebagai berikut :
1) Rusuk AB=DC=EF=HG
2) Rusuk BC=AD=FG=EH
3) Rusuk AE=BF=CG=DH
c.
Titik Sudut
Titik sudut balok
adalah titik pertemuan dari tiga rusuk balok yang berdekatan. Yakni titik-titik
A, B, C, D, E, F, G, dan H. Terdapat 8 titik sudut.
d.
Diagonal Sisi/Bidang
Diagonal sisi adalah
ruas garis yang menghubungan dua titik sudut sebidang yang saling berhadapan
yang terdapat pada sisi balok. Terdapat 12 diagonal sisi yaitu diantaranya AGC,
BD, BG, dan CF. Dalam balok, BG=CF, AF=BE, AH=DE, DG=CH, AC=BD, EG=FH adalah
diagonal bidang
e.
Diagonal Ruang
Diagonal ruang sebuah balok
adalah ruas garis yang menghubungkan titik sudut pada bidang alas dengan titik
sudut pada bidang atas yang tidak terletak pada sisi tegak yang sama. Diagonal
ruang kubus berpotongan di tengah-tengah balok. Terdapat 4 buah diagonal ruang
pada sebuah balok dengan panjang sama dan berpotongan di satu titik, yaitu AG,
BH, CE, dan DF.
f.
Bidang Diagonal
Bidang diagonal balok
adalah bidang di dalam balok yang dibuat melalui dua balok yang saling sejajar
tetapi tidak terletak pada satu sisi. Bidang diagonal balok berbentuk persegi
panjang. Terdapat 6 buah bidang diagonal, yaitu : ACGE, BDHF, ABGH, CDEF, ADGF,
BCHE
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH :
MTs Negeri 2 Kota Cilegon
MATA PELAJARAN :
MATEMATIKA
KELAS/ SEMESTER :
VIII/GENAP
MATERI POKOK :
BANGUN RUANG SISI DATAR
ALOKASI WAKTU :
2 x 40 menit
A.
KOMPETENSI INTI :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
B.
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR :
KOMPETENSI DASAR
|
INDIKATOR
|
1.
Menghargai
dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
|
|
2.2. Memiliki rasa ingin tahu percaya diri dan
ketertarikan pada matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan
kegunaan matematika,
yang terbentuk melalu pengalaman belajar
|
|
3.9. Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok,
prisma dan limas
|
3.9.1 Menentukan luas permukaan
kubus dan balok
|
C.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1.
Melalui proses megamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan
hasil mengolah informasi dalam penugasan individu dan kelompok, siswa dapat:
2.
Mensyukuri
karunia Tuhan atas kesempatan mempelajari kegunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari melalui belajar menentukan luas permukaan kubus dan balok
3.
Memiliki sikap ingin tahu
yang ditandai dengan bertanya kepada siswa lain dan atau guru
4.
Memiliki sikap ketertarikan
terhadap matematika
5.
Menemukan rumus luas
permukaan kubus dan balok
D.
MATERI PEMBELAJARAN
Menemukan Luas Permuakaan Kubus dan Balok
E.
PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan :
Saintifik
2. Model :
Discovery Learning
3. Metode :
ekspositori, diskusi, tanya jawab, penugasan
F.
MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media : model kubus dan balok dari karton, Lap Top,
LCD, LK, file gambar-gambar benda-benda yang berbentuk kubus dan balok
2. Alat : spidol, cuter, gunting, isolasi
3. Sumber belajar : lingkungan kelas, buku siswa halaman 91
sd 97, buku guru halaman 322 sd 327,
internet
G.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Guru menyiapakan fisik dan psikis siswa dengan menyapa dan
memberi salam.
b. Guru mengingatkan kembali tentang persegi dan persegi
panjang terutama menghitung luasnya.
c. Guru memotivasi belajar dengan memberi contoh-contoh siswa
tentang hal-hal yang berkaitan dengan luas permukaan kubus dan balok
d. Guru mendemostrasikan cara pembuatan kotak kue
e. Guru menyampaikan
manfaat dan tujuan pembelajaran serta langkah-langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
TAHAP PEMBELAJARAN
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
1. Stimulation
(stimulasi/ pemberian rangsangan)
|
1.
Guru
mengorganisasikan dalam kelompok yang heterogen
2.
Siswa pada masing-masing kelompok
diberikan dua macam kotak dari karton berbetnuk kubus dan balok dan masalah 1
yang tercantum dalam LK-1 kemudian diminta untuk mendiskusikan masalahtersebut
( LK-1 terlampir)
|
2. Problem
statemen (pertanyaan/ identifikasi masalah)
|
1.
Guru
membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah pada LK-1
2.
Siswa
diminta untuk menyampaikan hasil identifikasinya.
3.
Guru
menampung apa yang disampaikan siswa kemudian menegaskan masalah yang
sebenarnya
Dapatkah kalian menemukan luas permukaan sebuah kubus?
Dapatkah kalian menemukan luas permukaan sebuah balok?
|
3. Data
collection (pengumpulan
data)
|
1.
Siswa
diberi LK2 berkaitan dengan luas permukaan kubus dan balok(LK2 terlampir pada
lampiran 2)
2.
Siswa
secara berkelompok diminta mendiskusikan LK2 guru membimbing siswa dalam
kelompok untuk mengumpulkan informasi yang diperoleh dari percobaan membuka
kedua kotak tersebut sehingga membentuk jaring-jaring.
3.
Siswa
diminta untuk mencari informasi (membaca buku siswa halaman 95 atau sumber
lain) untuk memperoleh pemahaman tentang jaring-jaring balok maupun kubus.
|
4. Data processing (pengolahan data)
|
Guru membimbing siswa menggunakan
data untuk menghitung luas jaring-jaring kotak dan meminta siswa untuk
menyampaikan hasilnya
|
5. Verification (pembuktian)
|
Guru memberikan model kotak dengan
ukuran yang berbeda-beda kemudian siswa diminta menentukan luas permukaannya
melalui pembuatan jaring-jaring dan
menggunakan model matematika yang telah ditemukan.
|
6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
|
Guru membimbing siswa dalam
kelompok untuk menyimpulkan bagaimana cara menentukan luas permukaan balok
maupun kubus dan merumuskannya.
Bahwa :
1. Luas permukaan balok = 2(pl + pt + lt)
2. Luas permukaan kubus = 6 (sxs) = 6s2
|
3. Penutup (10 menit)
a. Guru membimbing siswa membuat rangkuman
b. Guru membimbing siswa untuk merefleksi proses dan materi
pelajaran kedalam jurnal
c. Guru memberi tes lisan
d. Mengumpulkan hasil kerja siswa
e. Guru memberi arahan kegiatan berikutnya serta mengerjakan
tugas pengayaan yaitu menggambar jaring-jaring kubus dan balok yang
berbeda-beda bentuknya.
H.
PENILAIAN
1. Jenis /teknik
penilaian: tes lisan dan tulisan
No
|
Aspek
yang diamati/dinilai
|
Tehnik
Penilaian
|
Waktu
Penilaian
|
1.
|
Sikap bersyukur
|
Penilaian diri
|
|
2.
|
Sikap ingin tahu
|
Pengamatan, Penilaian Diri
|
Kegiatan Inti dan Penutup
|
3.
|
Sikap ketertarikan
|
Pengamatan, Penilaian Diri
|
Kegiatan Inti dan Penutup
|
4.
|
Pengetahuan: kemampuan menentukan luas permukaan
kubus dan balok
|
Penugasan 1 (mengerjakan latihan)
Penugasan 2 (mengerjakan mengambar jaring-jaring
kubus dan balok yang berbeda)
|
Kegiatan Inti
Awal pertemuan berikutnya
|
2. Bentuk intrumen dan intrumen (terlampir pada lampiran 3)
3. Pedoman penskoran (terlampir pada lampiran 4)
Mengetahui
Kepala MTs Negeri 2 Kota Cilegon
H. MASHURI, S.Pd.I.
NIP. 1961
|
Cilegon, Maret 2016
Guru Mata Pelajaran,
HIDAYATUL FITRIYAH, S.Pd.
NIP. 19790823
200312 2 003
|
Lampiran 1 ( LK 1)
Lembar Kerja Siswa 1
Tujuan
: menemukan rumus luas permukaan
kubus dan balok
Bahan : kotak dari karton sebagai model
kubus dan balok
Langkah-langkah:
1.
Perhatikan dan bacalah dengan teliti masalah 1 serta
amatilah kedua model kotak kue yang telah dibagikan!
Masalah 1 :
Bu Yuli seorang pembuat
kue, ia mendapat pesanan kue sebanyak 80 kotak. Biasanya ibu Yuli membeli kotak
tempat kuenya, tetapi kali ini ibu Yuli ingin membuatnya sendiri agar tidak
terlalu banyak mengeluarkan biaya. Kotak yang ingin dibuat berukuran 25 cm x 20
cm x 15 cm atau berukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm. Ibu Yuli mulai
menghitung-hitung kotak ukuran mana yang akan dipakai jika ia ingin membuat
kotak dengan bahan yang sama tetapi dengan biaya lebih sedikit, kotak ukuran
manakah yang dipilih Bu Yuli?”
2.
Dari hasil pengamatanmu kotak manakah yang mungkin dipilih
bu Yuli? Diskusikan terlebih dahulu jawabanmu!
3.
Tuliskan jawabanmu ! serta alasannya
4.
…………………………………..
5.
…………………………………..
Kelompok
: ……………
Nama
anggota kelompok:
1.
…………………………………..
2.
…………………………………..
3.
…………………………………..
Lampiran 2 ( LK 2)
Lembar Kerja Siswa 2
Tujuan :
menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok
Bahan :
kotak dari karton sebagai model kubu dan balok, gunting/cuter, spidol, isolasi
Langkah-langkah:
1.
Bukalah kotak A (dari masalah 1 kotak berukuran 10 cm x 10
cm x 10 cm) dengan gunting atau cuter dengan cara mengiris-iris kotak tersebut
menurut tiga rusuk alas dan atas serta satu rusuk tegaknya.
2.
Rebahkan hasil irisan tersebut di atas meja bila perlu rekatkan
dengan isolasi, seperti gambar berikut!
3.
Tuliskan pada setiap persegi yang ada dengan spidol L1,
L2, L3, L4, L5, L6.
4.
Carilah informasi dari buku siswa hal 94 sd 95 tentang nama
hasil rebahan karton tersebut
…………………………………………………………………………………….……………
…………………………………………………………………………………….……………
…………………………………………………………………………………….……………
5.
Hitunglah luas setiap persegi tersebut
L1
=
L2
=
L3
=
L4
=
L5
=
L6
=
Kemudian
jumlahkan hasilnya L1 + L2 + L3 + L4
+ L5 + L6 =
Jadi
jumlah seluru luas adalah ………………….. cm2
6.
Dengan cara yang sama hitunglah luas kotak model kubus yang
berukuran
a.
10 cm x 10 cm x 10 cm
b.
20 cm x 20 cm 20 cm
c.
s cm x s cm x s cm
7.
Dari hasil no 6c apa yang dapat kamu simpulkan?
…………………………………………………………………………………….……………
…………………………………………………………………………………….……………
…………………………………………………………………………………….……………
8.
Bukalah kotak B (dari masalah 1 kotak berukuran 15 cm x 10
cm x 8 cm) dengan gunting atau cuter dengan cara mengiris-iris kotak tersebut
menurut tiga rusuk alas dan atas serta satu rusuk tegaknya.
9.
Rebahkan hasil irisan tersebut di atas meja bila perlu
rekatkan dengan isolasi, seperti gambar berikut!
10.
Tuliskan pada setiap persegi yang ada dengan spidol L1, L2,
L3, L4, L5, L6.
11.
Carilah informasi dari buku siswa hal 94 sd 95 tentang nama
hasil rebahan karton tersebut
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
12.
Hitunglah luas setiap persegi tersebut
L1
=
L2
=
L3
=
L4
=
L5
=
L6
=
Sehingga luas seluruh permukaan kotak B = L1 + L2 + L3
+ L4 + L5 + L6
=
=
=
=
=
Jadi
jumlah seluruh luas adalah ………………….. cm2
13.
Dengan cara yang sama hitunglah luas kotak model balok yang berukuran
a.
10 cm x 8 cm x 6 cm
b.
25 cm x 20 cm x 15 cm
c.
p cm x l cm x t cm
14.
Dari hasil no.13. c apa yang dapat kamu simpulkan?
15.
Nah kembali masalah 1 manakah kotak yang dipilih ibu Yuli?
Mengapa? Bandingkan jawabmu yang telah kamu tulis pada LK-1
Kelompok
: ……………
Nama
anggota kelompok:
1.
…………………………………..
2.
…………………………………..
3.
…………………………………..
4.
…………………………………..
5.
…………………………………..
Lampiran 3
PENILAIAN SIKAP
1.
Instrumen Penilaian sikap
a.
Observasi
Nama
siswa :
Kelas
/ no. absen :
Materi
pokok : Luas Permukaan
Kubus dan Balok
Tanggal
pengamatan :
NO.
|
ASPEK PENGAMATAN
|
SKOR
|
1
|
2
|
3
|
4
|
KI-1. Sikap
spiritual
|
|
|
|
|
1
|
Berdoa
sebelum dan sesudah pembelajaran
|
2
|
Mengucapkan
salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat
|
|
|
|
|
KI-2 Sikap
Rasa ingin tahu
|
|
|
|
|
3
|
Memperhatikan
saat guru memberikan penjelasan
|
4
|
Bertanya pada teman atau guru jika mengalami kesulitan
|
|
|
|
|
5
|
Berpartisipasi aktif dalam kelompok saat diskusi kelompok/ klasikal lain
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
Kriteria
:
Skor
4 jika
selalu melakukan sesuai pernyataan
Skor
3 jika
sering melakukan sesuai pernyataan
Skor
2 jika
kadang-kadang melakukan sesuai
pernyataan
Skor
1 jika
tidak pernah melakukan sesuai pernyataan
Nilai
kompetensi :
Sangat baik (SB) Jika 16 <
Jumlah skor diperoleh ≤ 20
Baik ( B ) Jika
8 < Jumlah skor diperoleh ≤ 16
Cukup ( C ) Jika 4 <
Jumlah skor diperoleh ≤ 8
kurang ( K ) Jika 0 <
Jumlah skor diperoleh ≤ 4
b. Penilaian
Diri :
No
|
Pernyataan
|
TP
|
KD
|
SR
|
SL
|
KI 1 sikap spiritual
|
1
|
Saya berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu kegiatan
|
|
|
|
|
2
|
Saya memberi salam sebelum dan sesudah mengungkapkan pendapat di
depan umum
|
|
|
|
|
3
|
Saya
tidak menyontek pada saat mengerjakan Ulangan
|
|
|
|
|
4
|
Saya
tidak menyalin karya teman saat mengerjakan tugas
|
|
|
|
|
5
|
Saya
berYuli mengakui kesalahan yang saya dilakukan
|
|
|
|
|
KI 2
sikap sosial ingin tahu
|
6
|
Saya
bertanya kepada teman atau guru jika mengalami kesulitan
|
|
|
|
|
7
|
Saya
membaca buku sumber lain untuk menambah pengetahun
|
|
|
|
|
KI 2 sikap sosial tertarik pada Matematika
|
8
|
Saya
merasa senang belajar matematika
|
|
|
|
|
9
|
Saya
belajar dengan keras untuk mempelajari topik kubus dan balok
|
|
|
|
|
10
|
Saya
berperan aktif selama pelajaran
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
Kriteria
penilaian:
SL = 4 = selalu melakukan sesuai pernyataan
SR = 3 =
sering melakukan sesuai pernyataan tetapi kadang tidak melakukan
KD = 2 = kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP = 1 = tidak pernah melakukan
Rubrik
: status sikap SB = Sangat
Baik, jika 34 < jumlah skor < 40
B = Baik,
jika 24 < jumlah skor <33
C
= Cukup,
jika 14 < jumlah skor < 23
K = Kurang,
jika 0 < jumlah skor < 14
c. Instrumen
Penilaian Kompetensi Sikap
ANTAR SISWA
Nama penilai :
Tidak diisi
Nama siswa yang dinilai :
............................
Kelas/ Mata Pelajaran : VIII/Matematika
Tanggal Mengisi :
………………………….
Berilah tanda cek pada kolom pilihan berikut dengan
No
|
Aspek Pengamatan
|
Skor
|
4
|
3
|
2
|
1
|
1
|
Peduli terhadap kesulitan teman lain
|
|
|
|
|
2
|
Tekun
(sungguh-sungguh) dalam menyelesaikan tugas
|
|
|
|
|
3
|
Tidak
mudah menyerah dalam menyelesaikan tugas
|
|
|
|
|
4
|
Percaya
diri dalam menyelesaikan tugas
|
|
|
|
|
5
|
Santun
dalam menyampaikan pendapat
|
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
|
|
|
|
Keterangan:
4 =
selalu melakukan sesuai pernyataan
3 =
sering melakukan sesuai pernyataan tapi kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang
melakukan dan sering tidak melakukan
1
= tidak pernah melakukan
Status
sikap :
Sangat
Baik
jika 15 < Jumlah Skor ≤ 20,
Baik jika 10 < Jumlah Skor ≤ 15,
Cukup jika 5 < Jumlah Skor ≤ 10,
Kurang jika 0 < Jumlah Skor ≤ 5.
d. Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap
JURNAL
Nama Siswa :
……..........................…………..
Aspek yang diamati : Kompetensi Sikap
No
|
Hari/Tanggal
|
Kejadian
|
Keterangan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PENILAIAN
PENGETAHUAN
2.
Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan
a.
Tes tertulis Uraian
Indikator Soal
|
Instrumen
|
1.
Siswa dapat menentukan luas
permukaan balok
2.
Siswa dapat menentukan panjang
rusuk kubus jika luas permukaan diketahui
|
1. Tentukan luas permukaan balok pada gambar di bawah
ini:
2. Luas permukaan kubus adalah 1.350 cm2
tentukan panjang rusuk kubus.
|
Lampiran 4 Pedoman Penskoran jawaban soal
No Soal
|
No
|
Aspek Penilaian
|
Rubrik Penilaian
|
Skor
|
1
|
1
|
Pemahaman terhadap
konsep luas permukaan balok
|
Menuliskan seluruh apa
yang diketahui yaitu panjang, lebar, tinggi.
|
5
|
Menuliskan sebagian
apa yang diketahui
|
3
|
Menuliskan tetapi
salah
|
1
|
Tidak ada
respon/jawaban
|
0
|
2
|
Proses perhitungan
|
Langkah-langkah
pengerjaan seluruhnya benar
|
5
|
Langkah-langkah pengerjaan
sebagian besar benar
|
3
|
Langkah-langkah
pengerjaan sebagian kecil benar
|
1
|
Tidak ada
respon/jawaban
|
0
|
3
|
Kebenaran jawaban
akhir
|
Jawaban benar
nilainya maupun satuan
|
5
|
Jawaban sebagian
hampir benar
|
3
|
Jawaban salah
|
1
|
Tidak ada
respon/jawaban
|
0
|
|
|
Skor maksimal
|
15
|
|
|
Skor minimal
|
0
|
|
|
|
|
2
|
1
|
Pemahaman terhadap
konsep luas permukaan balok
|
Menuliskan seluruh
apa yang diketahui luas kubus
|
5
|
Menuliskan sebagian
apa yang diketahui luas kubus
|
3
|
Menuliskan tetapi
salah
|
1
|
Tidak ada
respon/jawaban
|
0
|
2
|
Proses perhitungan
|
Langkah-langkah
pengerjaan seluruhnya benar
|
5
|
Langkah-langkah
pengerjaan sebagian besar benar
|
3
|
Langkah-langkah
pengerjaan sebagian kecil benar
|
1
|
Tidak ada
respon/jawaban
|
0
|
3
|
Kebenaran jawaban
akhir
|
Jawaban benar
nilainya maupun satuan
|
5
|
Jawaban sebagian
hampir benar
|
3
|
Jawaban salah
|
1
|
Tidak ada
respon/jawaban
|
0
|
|
|
Skor maksimal
|
15
|
|
|
Skor minimal
|
0
|
Lampiran 5 Soal tugas rumah
1.
Carilah
kotak di rumah kalian yang berbentuk kubus dan balok kemudian bukalah dengan
pola pengirisan yang berbeda. Gambarlah hasil pengirisan yang merupakan
rebahan. Gambar tersebut merupakan jaring-jaring kubus atau balok.
2.
Berapa model
jarring-jaring yang dapat kalian
temukan?
3.
Berapa model
jarring-jaring balok yang dapat kalian temuakan?
Daftar Pustaka
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
BSNP, 2006. Standar Isi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas.
Budimansyah, Dasim. dkk. 2009. PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan. Bandung: PT Genesindo.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Ismail, 2008. Strategi Pembelajaran berbasis Paikem. Semarang: Rasail Media
Group.
Suharjono, Agus. 2008. Mengenal Bangun ruang dan Sifat-sifatnya di
Sekolah Dasar. Jakarta: Grafindo
Suparlan, dkk. 2008. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Bandung:
PT. Genesindo.